Kaprodi Ilha UAD Menghadiri Nadwah Ulama Nusantara Ke-10 Di UniSZA Terengganu
Terengganu – Nadwah Ulama Nusantara X (NUN X) telah melabuhkan tirainya. Program seminar dwi tahunan ini merupakan gagasan Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Bangi, Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Pelaksanaan seminar periode ke-10 tahun ini telah bekerja sama dengan Institut Produk dan Ketamadunan Melayu Islam – Universiti Sultan Zainal Abidin (INSPIRE-UniSZA). Seminar antarbangsa tersebut berhasil dilaksanakan pada Senin-Selasa (4-5/12) di Bangunan Akademik UniSZA Kampus Gong Badak, Kuala Nerus, Terengganu Darul Iman, Malaysia.
Pada kegiatan tersebut, beberapa narasumber dari pelbagai kampus di Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand dan Brunei telah diundang untuk mempresentasikan hasil riset mereka. Di antara ilmuwan Indonesia yang diundang ialah Prof. Dr. Syamsul Rijal (UIN Ar-Raniry), Assoc Prof. Dr. Sabiruddin Juli (UIN Imam Bonjol), dan Jannatul Husna, Ph.D. (UAD Yogyakarta).
Jannatul, Ph.D. dalam makalah ilmiahnya yang bertajuk “Pandang Sisi Ahmad Azhar Basyir Sebagai Ulama Hadis: Kajian Terhadap Karya dan Pemikiran”, mengungkap peran dan gagasan Kyai Azhar dalam bidang hadis dan ilmu hadis. Kyai Azhar adalah sosok yang masyhur pada zamannya, terutama di kalangan masyarakat muslim dan tokoh-tokoh Muhammadiyah, karena beliau merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang ke-11 (1990-1994).
Dalam meniti karir keilmuannya, Kyai Azhar berhasil menorehkan setidaknya 50 judul karya dalam beragam disiplin ilmu. Termasuk di dalamnya akidah, akhlak, filsafat, pendidikan, ekonomi, politik, ilmu tafsir, Islam umum dan hukum Islam yang menjadi keahlian utama. Menariknya, Jannatul, Ph.D. menyoroti satu bidang yang tidak banyak dibahas oleh para peneliti dewasa ini, yaitu mengenai karya dan pemikiran Kyai Azhar dalam bidang hadis dan ilmu hadis. Di antara contoh pemikiran dan wacana Kyai Azhar ialah penggunaan istilah hadis terhadap sahabat dan tabi’in, kaidah jarh dan ta’dīl ketika seorang perawi dipertikaikan statusnya oleh para kritikus hadis, metode penyelesaian hadis mukhtalif dan urgensi kaderisasi ulama dalam persyarikatan (Muhammadiyah) dan umat Islam berdasarkan hadis “Allah tidak akan mencabut ilmu tiba-tiba kecuali dengan mewafatkan para ulamanya”.
Seminar NUN X berlangsung secara luring di Auditorium Bangunan Akademik UniSZA. Terdapat sekitar 250 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa sarjana dan pascasarjana kampus berkenaan turut hadir dan meramaikan. Acara dimulai dengan seremoni pembukaan yang diresmikan oleh Mufti Terengganu, Sahibus Samahah Dato’ Dr. Haji Mohamad Sabri bin Haron dan Keynote Speech oleh Naib Canselor UniSZA, Prof. Dato’ Dr. Fadzli bin Adam dan beberapa pembicara lain. Adapun pada sesi seminar paralel diikuti oleh narasumber dosen dan mahasiswa pascasarjana dari pelbagai kampus seperti UM, UKM, UIAM, UniSZA, UnIPSAS, Fatani Universiti, Prince of Songkla University, UIN Imam Bonjol dan beberapa lagi.
Majlis penutupan NUN X telah berlangsung pada hari Selasa (5/12) yang diresmikan oleh Prof. Dr. Engku Ahmad Zaki bin Engku Alwi, Dekan Fakulti Pengajian Kontemporari Islam, UniSZA. Sebelumnya, resolusi seminar telah dibacakan oleh Ketua Panitia NUN X, Assoc Prof. Dr. Ermy Azziaty binti Rozali. Nudwah Ulama Nusantara belum berakhir, rencananya perhelatan akbar ulama nusantara tersebut akan kembali dihelat bersamaan dengan Universiti Islam Pahang Sultan Ahmad Shah (UnIPSAS) sebagai tuan rumahnya. Diketahui UnIPSAS berlokasi di Kuantan, Pahang Darul Makmur, Malaysia dan merupakan sebuah institusi pendidikan tinggi swasta yang bernaung sepenuhnya di bawah anak syarikat kerajaan negeri Sistem Pendidikan Islam Pahang Sendirian Berhad (SPIPSB), juga sebagai kampus yang titik tolak pertamanya mengarah pada pembangunan dan kemajuan pendidikan tinggi Islam di negeri Pahang sampai saat ini.
______________________
Sumber: Jannatul Husna, Ph.D.
Penyunting: Ahmad Amiruddin Priyatmaja, S.Ag
Yuk Daftar Ilmu Hadis UAD:
Baca selengkapnya: